Referensi Lengkap Budidaya LOBSTER

Persembahan dari Cianjur Lobster Farm (CLF)

Molting adalah suatu proses pertumbuhan lobster air tawar yang dilakukan dengan cara ganti kulit sesuai dengan badannya yang tumbuh membesar. Molting merupakan suatu proses yang rumit, dimana tingkat kematian lobster air tawar pada fase ini cukup tinggi.

Kebanyakan kematian pada lobster air tawar salah satunya disebabkan oleh kegagalan dalam proses molting, dimana dalam proses molting ini banyak melalui proses-proses bersifat hormonal.

Terdapat dua jenis hormon yang diketahui muncul pada saat proses molting, yaitu hormon Ecdysis (berfungsi untuk memicu proses molting) dan MIH - Molt Inhibiting Hormone (berfungsi untuk menghambat proses molting itu sendiri).

Disamping itu, dalam proses molting dijumpai pula fenomena khas, yaitu berupa proses penyerapan kalsium dari kerangka yang disimpan dalam organ khusus dalam perut lobster air tawar yang disebut sebagai Gastrolith.

Beberapa ciri-ciri lobster air tawar yang akan melakukan molting sebagai berikut:
  • Lobster air tawar cenderung untuk senang berdiam diri dalam tempat persembunyiannya dan kurang aktif. Kadang kala mereka bergerak secara lamban dan terlihat seperti akan mati.
  • Warna kulit lebih cenderung keruh maupun gelap.
  • Terbukanya rostrum, atau rostrum terlihat membengkang.
Ada empat tahapan proses molting yaitu:

 Proecdysis
Tahapan ini merupakan tahapan persiapan dalam proses molting, dimana sel- sel epidermis lobster air tawar akan memisahkan diri dari kutikel tua dan mulai menyiapkan diri membentuk kerangka luar baru. Kalsium diserap dari kerangka lama dan disimpan dalam gastrolith. Pada tahapan ini lobster air tawar akan berhenti makan, dimana kebutuhan energi selanjutnya diambil alih oleh hepatopancreas yang akan mensuplai energi selama proses tersebut berlangsung.

 Ecdysis
Tahapan ini merupakan tahapan dimana lobster air tawar melakukan pelepasan dari kerangka lama. Saat baru keluar, kutikel lobster air tawar dalam keadaan masih lembut.

 Metecdysis
Pada tahap ini lobster air tawar melakukan pemindahan mineral kalsium dari gastrolith ke kutikel barunya sebagai bahan kerangka luar. Endokutikel juga terbentuk pada fase ini.

 Intermolt
Merupakan fase antar molting, dimana saat ini kerangka dan pertumbuhan jaringan nyaris selesai.

Dalam pemanenan benih berukuran 1-2 cm, peralatan yang digunakan adalah ember plastik 20 liter, scoopnet berukuran 20x10 cm, daun-daunan atau kertas yang sudah dibasahi, terutama jika jarak antara tempat pemanenan dan penampungan relative jauh.

Sebaiknya pemanenan dilakukan sebelum jam 9 pagi, dimana hasil panen ditempatkan dalam wadah dengan jumlah maksimum 20 ekor tiap wadah.

Cara memanen dimulai dengan menurunkan air didalam wadah kedalaman air tinggal 15 -20 cm. Jika wadah yang digunakan berupa akuarium, cara mengeluarkan air dengan penyedotan ( siphoning)

dan jika berupa bak atau kolam tanah, tinggal membuka lubang pembuangan air. Setelah itu benih lobster ditangkap menggunakan scoopnet secara perlahan dan hasil tangkapan dimasukan kedalam ember yang telah dilengkapi daun-daunan / kertas koran sebagai alasnya (yang sudah dibasahi).

Perlu diketahui, tingkat sensitivitas benih berukuran 20 hari terhadap perubahan lingkungan drastis lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran lebih besar. Tingkat sensitivitas juga akan tinggi pada semua ukuran benih lobster air tawar saat mengalami pergantian cangkang (molting).

Perubahan lingkungan yang mendadak adalah membuat induk lobster air tawar yang sedang bertelur menjadi terkejut, sehingga gerakan lobster air tawar menjadi tidak beraturan dan telur yang ada diantara kaki-kaki renang akan berhamburan keluar.

Untuk menghindari lobster air tawar ini terkejut, penangkapan induk yang sedang bertelur boleh menggunakan scoopnet, dimana lobster air tawar kemudian dikeluarkan dari scoopnet menggunakan tangan.

Selalu berhati-hatilah jika menangkap indukan yang sedang bertelur, dimana jika indukan berada didalam pipa pralon (tempat pesembunyiannya), disarankan untuk mengeluarkannya secara perlahan-lahan, kemudian menangkapnya secara langsung dengan posisi tangan kiri ada didepan kepala dan tangan kanan dibagian ekor. Selanjutnya, tangan kanan memegang bagian antara kepala dan badan.

Setelah indukan ditangkap, kemudian rontokkan juvenile tersebut dengan membiarkan induk lobster air tawar mengibas-ngibaskan ekornya pada permukaan air. Biarkan juvenile tersebut lepas dengan sendirinya atau dapat juga menggunakan bantuan jari untuk membantu proses perontokan.

Setelah proses perontokan selesai, pisahkan indukan lobster air tawar dengan juvenile yang baru dihasilkan tersebut. Kembalikan indukan kedalam bak atau akuarium karantina, sehingga lobster air tawar dapat memulihkan kondisinya.

TEKNIK PEMANENAN INDUKAN

Pemanenan indukan hasil pembudidayaan meliputi kegiatan penangkapan, penampungan, pemeriksaan dan pengadaptasian. Peralatan yang digunakan dalam persiapan pemanenan adalah scoopne halus berukuran 20x30 cm dan ember plastic berdiameter 50 cm.

Pemanenan dimulai dengan mengisi ember dengan air jernih hingga kedalaman mencapai 20 cm dan menurunkan air didalam bak atau akuarium hingga permukaannya menjadi 15-20 cm. Selanjutnya menangkap lobster secara langsung,

terutama induk lobster air tawar yang terdapat didalam pipa pralon dengan cara menutup lubang bagian kiri dan kanan, kemudian mengangkatnya secara perlahan.

Induk yang telah tertangkap dimasukkan kedalam wadah dengan cara membuka salah satu lubang pipa pralon didalam air. Indukan lobster air tawar yang berada diluar pipa pralon ditangkap dengan menggunakan scoopnet dibantu tangan.

Penangkapan dilakukan dengan meletakkan scoopnet dibagian ekor dan mengiringnya menggunakan tangan dibagian kepala. Setelah jumlah induk jantan dan betina yang ditangkap dan ditampung didalam ember, dilakukan seleksi berdasarkan ukuran dan kelamin dengan jumlah jantan dan betina 1:2 untuk dipindahkan kedalam wadah pembudidayaan.

Pemanenan harus dilakukan dengan hati- hati. Penangkapan induk harus dilakukan secara perlahan, sehingga kerusakan fisik, terutama capit atau kaki jalan dapat dihindari. Agar tidak stres, kepadatan ideal induk jantan dan betina adalah 5 -6 ekor per-wadah. Disamping itu, wadah harus dilengkapi dengan lubang sirkulasi udara, terutama jika lobster berada didalam penampungan lebih dari 0,5 jam.

Setelah anakan berumur 8-15 hari, mereka sudah mulai aktif dalam mencari tempat berlindung dari gangguan luar atau sesamanya, mencari pakan serta mulai mengalami molting dalam pertumbuhan-nya.

Pemeliharaan juvenile dimulai dengan memisahkan mereka dari induknya. Benih yang berusia lebih dari 2 minggu sudah dapat pindahkan ke tempat lain untuk dibesarkan.

Sebagai contoh, benih berusia lebih dari 2 minggu dapat dipindahkan ke bak semen atau box fiber ukuran 100 x 100 x 50 cm dengan kedalaman air 25-30 cm dan tetap memberikan aerasi yang cukup. Letakkan juga pipa pralon ukuran 5/8 inci, panjang 4 cm sebanyak 100 buah untuk tempat berlindung mereka. (atau media shelter lainnya) Pemberian makanan pada juvenile dapat dilakukan 2 hari sekali, dimana makanan yang diberikan dapat berupa kutu air, plankton, artemia, cacing sutra, tepung ikan, pelet udang yang sudah dihaluskan (ukuran D nol) atau biscuit bayi yang sudah dihaluskan.

Perhatikan juga kebersihan air, agar juvenile tidak mati karena kandungan amoniak yang dihasillkan oleh sisa makanan yang mengendap.

Disarankan untuk memberi tambahan calcium / kapur, atau menaruh batu kapur beberapa buah dalam bak pembesaran untuk menyediakan calcium yang cukup, karena sangat dibutuhkan dalam proses moulting. Dalam waktu 14 hari anakan lobster air tawar akan mencapai ukuran 2,5cm (1 inchi).

Faktor- faktor yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan benih adalah:
  • kualitas air, meliputi kedalaman, kebersihan, kadar oksigen terlarut
  • tingkat kepadatan
  • tempat persembunyian
  • jenis dan ukuran pakan
  • kondisi lingkungan
  • pencegahan serangan hama / penyakit 
Secara ilmiah semakin tinggi ukuran organisme yang dipelihara dalam suatu wadah, akan semakin sedikit kapasitas lobster air tawar dan semakin tinggi kedalaman air dalam bak pemeliharaan akan semakin tinggi pula tekanan yang diberikan.

Oleh sebab itu, untuk menghindari kanibalisme yang terjadi akibat ukuran ruang yang dimiliki serta tingginya tekanan air, jenis wadah pembesaran yang disarankan adalah akuarium, box fiberglass atau bak permanen dengan kepadat penebaran juvenile yang ideal sebanyak 20-30 ekor/m2 dan kedalaman air 25 cm.

Untuk memberikan sumber energi yang dapat digunakan dalam pemeliharaan serta penggantian dan penambahan sel tubuh benih lobster air tawar, jenis pakan yang digunakan bisa berupa:
  • cacahan udang atau ikan segar (yang sudah direbus terlebih dahulu sebelumnya), dimana merupakan sumber protein dan lemak yang berfungsi untuk menggemukkan tubuh
  • kacang-kacangan, umbi-umbian, dimana merupakan sumber protein dan karbohidrat
  • pellet udang kualitas super dimana komposisi protein, karbohidrat, lemak dan kalsium sudah terdapat didalamnya. Kalsium sangat dibutuhkan dalam proses pembentukan cangkang baru setelah moulting.

  • Pada minggu pertama sampai dengan minggu kedua telur akan berwarna orange
  • Pada minggu ketiga warna telur akan berubah menjadi lebih muda dan terlihat agak transparan dibagian tertentu.
  • Pada minggu keempat, disekitar telur muncul 2 titik hitam yang merupakan bakal mata juvenile.
  • Pada minggu kelima juvenile muda terbentuk, namun masih sangat lemah.
  • Pada minggu keenam, juvenile telah cukup kuat serta sering bermain diluar perut induk pertama kali

 

Lobster air tawar yang sedang bertelur dapat ditempatkan bersama dengan lobster air tawar betina lainnya yang sedang bertelur dalam satu akuarium. Nada’s Farm menggunakan pot plastic untuk menghindari kontak fisik antara indukan betina, sehingga mereka lebih nyaman dalam mengerami telurnya. Jika anakan sudah berbentuk juvenile (sudah berkumis), maka juvenile dapat keluar dari pot plastik tersebut dan bersembunyi dalam paranet yang sudah disiapkan sebelumnya.

Selama proses pengeraman telur, indukan betina cenderung untuk sering menutup dan melengkungi ekornya untuk menutupi telurnya, kecuali jika telur sudah berbentuk juvenile maka induk mulai sering membuka ekornnya.

Setelah juvenile sering turun dan bermain di sekitar indukan, maka juvenile harus segera dirontokkan dari induknya, dan biarkan mereka tetap berada dalam akuarium tersebut.

Kemudian indukan betina dikarantina selama 1-2 minggu untuk memulihkan kondisi fisiknya. Jika terdapat beberapa indukan yang sudah selesai bertelur, sebaiknya ditempatkan kedalam pot plastik tersendiri.

Setelah itu indukan betina dapat digabungkan kembali dengan indukan jantan untuk menjalani proses perkawinan berikutnya.

Tentang Blog Ini

Blog ini memberikan informasi yang lengkap serta praktis tentang dunia lobster air tawar.

Apabila anda ingin mengetahui harga Bibit / Anakan / Indukan Lobster, kunjungi website CLF dibawah ini : http://www.cianjurlat.webs.com/

Dalam website ini, anda dapat mendownload semua bahasan dalam bentuk PDF.

Selamat belajar dan majulah bersama kami.

Apa Blog ini membuat anda puas ?

Blog Archive